Mie Instan
Mie instant merupakan salah satu makanan yang telah menjadi favorit banyak orang. Terutama mahasiswa/mahasiswi yang biasanya memiliki banyak tugas perkuliahan sehingga pola makannya tidak teratur sehingga mereka mengandalkan makanan siap saji seperti mie instant. Hal ini sudah biasa apalagi diakhir bulan uang sudah menipis menjadi salah satu faktor untuk mengkonsumsi mie instan karena harganya yang terjangkau. Dibalik itu semua kita biasanya tidak menghiraukan kandungan dan dampak yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi mie instant.
- PENDAHULUAN
Mie instan merupakan makanan yang sangat populer, digemari berbagai kalangan dan berpotensi sebagai salah satu makanan alternatif pengganti beras, Hal ini disebabkan karena mie instan memiliki rasa yang enak, proses penyajian yang mudah dan cepat, jumlah kalori cukup tinggi, harga relative murah dan dapat diproduksi dalam berbagai bentuk yang menarik serta daya simpan yang baik. Karena memiliki daya simpan yang baik, mie instan sering dipertanyakan apakah menggunakan bahan kimia sebagai pengawet dalam proses pembuatannya.
Mie instan membuat kita lebih cepat lapar dari pada makan nasi. Namun, sifat karbohidrat dalam mie berbeda dengan sifat yang terkandung di dalam nasi. Sebagian karbohidrat dalam nasi merupakan karbohidrat kompleks yang memberi efek rasa kenyang lebih lama. Sedangkan karbohidrat dalam mie instan sifatnya lebih sederhana sehingga mudah diserap. Akibatnya, mie instan memberi efek lapar lebih cepat disbanding nasi.
- HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan riset yang pernah dilakukan IPB terhadap produk mie instan yang beredar di Indonesia, jumlah bahan pengawet yang dipakai jumlahnya bervariasi. Secara umum ada 7 komponen dalam mie instan, termasuk pengawet, pewarna, dan antioksidan.
Bahan Pewarna
Penggunaan pewarna alami saat sekarang sudah jarang dijumpai pada makanan, banyak para penjual menggunakan pewarna sintetis untuk kepentingan pewarnaan makanan rumahan ataupun industri. Dengan meluasnya pemakaian pewarna sintetik, sering terjadi penyalah gunaan pewarna pada makanan. Seperti penggunaan pewrna tekstil untuk makanan, sehingga membahayakan konsumen. Beberapa alasan penggunaan pewarna sintetik adalah karena mempunyai beberapa kelebihan yang dimiliki, antara lain :
- Warnanya seragam dan tajam
- Mengembalikan warna asli yang mungkin hilang selama proses pengolahan
- Melindungi zat-zat vitamin yang peka terhadap cahaya selama penyimpanan
- Hanya diperlukan dalam jumlah sedikit
Beberapa pewarna sintetis yang sering digunakan dalam makanan :
- Sunsetyellow FCF (orange)
- Carmosine (merah)
- Briliantblue FCF (biru)
- Tatrazine (kuning)
Bahan Pemanis
Pemakaian gula secara berlebihan ternyata memberikan dampak negative bagi kesehatan, salah satunya adalah diabetes mellitus. Beberapa contoh pemanis :
Table 1. Bahan Pemanis
Nama Bahan Pemanis | Kemanisan Relatif* |
Sukrosa (gula tebu) | 100 |
Laktosa (gula susu) | 16 |
Glukosa (gula darah) | 74 |
Fruktosa (gula tebu) | 173 |
Siklamat | 3,500 |
Sakarin | 50,000 |
Aspartam | 20,000 |
Asesulfam K | 20,000 |
*Kemanisan relatif terhadap sukrosa dengan nilai 100
Batas penggunaan pemanis yang diijinkan pemerintah sebagaimana dalam Permenkes No. 722/MenKes/Per/DC/88 :
Table 2. Penggunaan Pemanis
Nama Bahan Pemanis | Batas Permenkes per kg Bobot Badan | Batasan ADI per kg Makanan |
Sakarin | 50 mg – 300 mg | 0 – 5 mg |
Siklamat | 500 mg – 3000 mg | 0 – 50 mg |
Sorbitol | 5 g -300 mg | – |
Aspartam | – | 0 – 40 mg |
Acesulpame K | – | 0 – 9 mg |
Bahan Pengawet
Manfaat bahan pengawet sintetis adalah agar bahan-bahan yang ada disekitar kita bisa digunakan dalam jangka waku yang panjang. Berikut adalah batasan bahan pengawet yang diijinkan pemerintah sebagaimana dalam permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/88:
Table 3. Bahan Pengawet
Nama Bahan Pengawet | Batasan Permenkes per kg Makanan |
Asam Benzoat | 60 mg – 1000 mg |
Asam Sorbat | 500 mg – 3000 mg |
Asam Propionat | 2 g -3 g |
Natrium Nitrit | 50 mg – 125 mg |
Natrium Nitrat | 51 mg – 500 mg |
Bahan Penyedap/ Aroma
Bahan penyedap makanan yang lazim dijumpai di masyarakat adalah Monosodium Glutamat (MSG) atau popular dengan nama vetsin. Vetsin adalah garam natrium ari asam glutamate, dipasaran senyawa tersebut dalam bentuk Kristal monohidrat dan dikenal sebagai Ajinomoto, Miwon, Sasa, dsb.
Mie instan memiliki kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi serta rendah serat, vitamin, mineral, dan protein. Umumnya terbuat dari tepung terigu yang digoreng yang menyebabkan mie menjadi keras dan kandungan air yang rendah sehingga mie instan menjadi tahan lama.
Mie instan sekarang,telah mengalami penambahan zat gizi yang diperlukan tubuh (Fortifikasi). Fortifikasi, membuat mie instan lebih bergizi tanpa merubah rasa atau tampilannya. Fortifikasi yang dilakukan pada mie instan yaitu fortifikasi vitamin A, zat besi, dan zink. Mie instan jugamengandung zat glutein yang menyebabkan tekstur kenyal pada mie instan. Kalori yang terdapat pada mie instan per satuaj saji adalah sekitar 300-420 kkal. Natrium pada mie instan melebihi 40% dari angka kecukupan per hari yaitu, 2400 mg (WHO). Rata-rata kandungan lemak jenuh mie instan adalah antara 5-8 gram, jumlah ini mencapai 40% kebutuhan harian lemak jenuh, sedangkan kebutuhan harian lemak jenuh sekitar yaitu 16-20 gram per hari atau 3-4 gram per porsi makanan.bahan pengawet pada mie instan sudah diuji oleh BPOM dan dijamin aman, selain itu terdapat proses deep frying. Proses deep frying bertujuan mengurangi kadar air, mencegah pembusukan dalam waktu dekat karena itu mie dapat awet. Memang benar di bumbu mie instan terdapat MSG namun kandungannya masih dalam batas aman yg telah ditetapkan BPOM.
Risiko Penyakit Akibat Berlebihan Makan Mi Instan :
- Iritasi lambung
Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB., pakar kesehatan pencernaan dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengatakan mi instan yang dimasak matang maupun setengah matang dapat memicu masalah di lambung seperti kembung dan begah, terutama pada pengidap maag.
- Hipertensi
“Natriumnya juga harus diperhitungkan, apalagi bagi pengidap hipertensi, karena ini bisa memperburuk tekanan darahnya,” ujar dr Ari. Konsumsi natrium yang berlebihan juga dikatakan pakar nutrisi Rita Ramayulis, DCN, M.Kes., dapat mengubah pembuluh darah sehingga menjadi kaku atau tak elastis lagi.
- Gangguan ginjal
Di samping hipertensi, Rita menyoroti kandungan natrium dari sebungkus mi instan yang mencapai sekitar 1.200-1.500 miligram (mg). Padahal yang dibutuhkan oleh tubuh hanya 500 miligram perhari.
- Diabetes
Pakar gizi dr Titi Sekarindah, MS, SpGK dari RS Pertamina mengatakan, ” Mi instan itu nggak begitu sehat karena mengalami proses berkali-kali sehingga mudah diserap sekaligus meningkatkan
kadar gula darah.”
- Sakit jantung
Pernyataan dr Titi tampaknya disepakati sekelompok peneliti dari Harvard School of Public Health di Boston. Lewat riset yang mereka lakukan baru-baru ini, ditemukan bahwa mi instan memang bisa meningkatkan risiko sindrom metabolik karena kandungan garam dan gula yang tinggi, termasuk lemak jenuh yang tak sehat.
Hanya saja, riset dari Amerika tersebut menunjukkan secara rinci bahwasanya risiko sindrom metabolik yang dialami seseorang akan meningkat tajam bilamana ia mengonsumsi mi instan dua kali dalam sepekan, khususnya pada perempuan.
Sindrom metabolik merupakan sekumpulan kondisi yang mencakup peningkatan tekanan darah, kadar gula darah yang tinggi, penumpukan lemak di seputar lingkar pinggang dan kadar kolesterol yang tak normal yang terjadi secara bersamaan sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke dan diabetes.
Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Braden Kuo dari Massachusetts General Hospital, Amerika Serikat, mie instan ternyata sangat aktif dalam mengganggu pencernaan manusia. Dia mengungkapkan bahwa, seharusnya hanya 2 jam saja yang dibutuhkan usus kita untuk mencerna mie buatan rumah.
Hal ini diketahui dari hasil rekaman di dalam perut menggunakan kamera pintar berbentuk pil (PillCam) yang di masukkan ke dalam tubuh. Di rekaman tersebut terlihat tubuh kesusahan untuk menghancurkan mie instan.
TBHQ (Tersier Butil Hidroksi Quinolin ) biasanya dicantumkan dalam kemasan makanan sebagai antioksidan. Bukan antioksidan alami yang dibutuhkan tubuh, melainkan bahan kimia sintetis dengan kandungan antioksidan. Bahan inilah yang membuat mie instan bisa bertahan tahan lama. Dan menurut Dr. Braden Kuo, sebenarnya lama pencernaan makanan setiap orang berbeda-beda tergantung pada metabolisme pencernaannya masing-masing.
Gambar 1. Mie Dalam Usus
Menurut Prof.Dr.ir.Hardinsyah, MS bahwa sebaiknya anak dibawah umur 2 tahun tidak dianjurkan untuk mengonsumsi mie instan, karena pada anak yang berumur demikian proses pencernaannya belum ideal dan bisa sangat berisiko terkena efek samping dari pengawet dan kandungan bahan kimia dari mie instan tersebut. Contohnya bisa membuat anak tersebut kecanduan.
- KESIMPULAN
Sudah lumrah makanan instan menjadi favorit banyak orang karena penyajiannya yang tidak rumit. Disamping itu efek yang timbul akibat mengkonsumsi mie instant yang berlebihan sangat berbahaya bagi diri kita. Sebaiknya mengkonsumsi mie instant ini pada waktu terdesak saja jangan menjadikannya menjadi makanan pokok pengganti nasi.
- REFERENSI
Rahma Lillahi Sativa. 2014. 5 Risiko Penyakit Akibat Berlebihan Makan Mi Instan. https://health.detik.com/read/2014/09/03/160643/2680311/775/5/5-risiko-penyakit-akibat-berlebihan-makan-mi-instan. Diakses tanggal 22 November 2107.
AKG FKM UI. 2014. Mitos dan Fakta Mie Instan. http://akg.fkm.ui.ac.id/mitos-dan-fakta-mie-instan/. Di akses tanggal 22 november 2017.
Cauchy Murtopo. 2013. 10 Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan. (online) diambil dari
http://cauchymurtopo.wordpress.com. Diakses tanggal 22 November 2017.
Dian Widyatun. 2013. Cara Benar dan Aman Mengkonsumsi Mie. (online) diambil dari
jurnalbidandiah.blogspot.com. Diakses tanggal 22 November 2017.
Harian Kompas. 2012. Cara Sehat Mengkonsumsi Mie Instan. (online) diambil dari
www.forumdiskusikompas.com. Diakses tanggal 22 November 2017.
Kaskus-The Largest Indonesian Community. 2013. 5 Zat Kimia yang Sering Ditambahkan
Dalam Pembuatan Mie. (online) diambil dari www.kaskus.com. Diakses tanggal 22 November 2017.
Sinta Fergy Farihah. 2012. Bahan Kimia Berbahaya Dalam Mie Instan. (online) diambil dari
http://fransharitsah.wordpress.com. Diakses tanggal 22 November 2017.
Leave a Reply